TELAAH KURIKULUM
Tugas Kesebelas
PEMBELAJARAN SENI RUPA DI
SMK (SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN) MENYASAR DUNIA KERJA DAN PENDIDIKAN TINGGI
Proses globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang
pendidikan. Memasuki abad ke-21, paradigma pembangunan yang merujuk knowledge-based economy tampak kian
dominan. Paradigma ini menegaskan tiga hal. Pertama, kemajuan ekonomi dalarn
banyak hal bertumpu pada basis dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua,
hubungan kausalitas antara pendidikan dan kemajuan ekonomi menjadi kian kuat
dan solid. Ketiga, pendidikan menjadi penggerak utama dinamika perkembangan
ekonomi, yang mendorong proses transformasi struktural berjangka panjang
(Alhumami, 2004).
Pendidikan kejuruan yang dikembangkan di
Indonesia diantaranya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian
seni rupa dan kriya, dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang
siap memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional di bidang
kejuruan program keahlian seni rupa dan kriya. Lulusan pendidikan kejuruan,
diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja menjadi tenaga
kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk menghadapi persaingan kerja.
Upaya untuk mencapai kualitas lulusan
pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sesuai dengan
tuntutan dunia kerja tersebut, perlu didasari dengan kurikulum yang dirancang
dan dikembangkan dengan prinsip kesesuaian dengan kebutuhan stakeholders. Kurikulum pendidikan
kejuruan secara spesifik memiliki karakter yang mengarah kepada pembentukan
kecakapan lulusan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan tertentu.
Kecakapan tersebut telah diakomodasi dalam kurikulum SMK yang meliputi kelompok
Normatif, Adaptif dan kelompok Produktif.
Pendidikan memiliki peran yang sangat
strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang tangguh untuk menghadapi
persaingan bebas. Termasuk pendidikan kejuruan yang menyiapkan peserta didik
atau sumber daya manusia yang memiliki kemampuan kerja sebagai tenaga kerja
menengah sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri. Oleh karena itu
sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan kejuruan, maka perlu adanya
pembaharuan pendidikan dan pelatihan kejuruan di SMK bidang keahlian seni rupa
dan kriya untuk masa depan. Untuk mencari solusi dari tantangan tersebut di
atas, SMK sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan dan pelatihan kejuruan
harus mampu memberikan layanan pendidikan terbaik kepada peserta didik walaupun
kondisi fasilitasnya sangat beragam. Sebagaimana yang dikemukakan Djojonegoro
(1998), bahwa: “Secara teoritik pendidikan kejuruan sangat dipentingkan karena
lebih dari 80 % tenaga kerja di lapangan kerja adalah tenaga kerja tingkat
menengah ke bawah dan sisanya kurang dari 20 % bekerja pada lapisan atas. Oleh
karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan jelas merupakan hal penting”.
Karakteristik pendidikan kejuruan bidang keahlian
seni rupa dan kriya dalam proses pembelajaran merangsang stimulus berupa
pengalaman belajar untuk membantu mereka dalam mengembangkan diri dan
potensinya yang ditampilkan dalam prinsip “learning
by doing” yang berorientasi pada dunia kerja. Karakteristik siswa
pendidikan kejuruan bidang keahlian seni rupa dan kriya yang berada pada
kondisi masa remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak dengan
dewasa yang mempunyai gejolak atau kemelut yang berkenaan dengan segi afektif,
sosial, intelektual dan moral, oleh karena itu maka pendidikan kejuruan bidang
keahlian seni rupa dan kriya untuk lebih efisien diperlukan “program antara” (bridging program) guna memantapkan
kemampuan dasar tamatan SMK bidang keahlian seni rupa dan kriya yang sudah
berpengalaman kerja, supaya siap melanjutkan ke program pendidikan yang lebih
tinggi.
Pendidikan kejuruan bertujuan pula untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan program kejuruannya. Dari tujuan pendidikan kejuruan
tersebut mengandung makna bahwa pendidikan kejuruan di samping menyiapkan
tenaga kerja yang profesional juga mempersiapkan peserta didik untuk dapat
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sesuai dengan program
kejuruan atau bidang keahlian.
Dengan demikian, dari tujuan pendidikan
kejuruan tersebut dapat disimpulkan bahwa memang benar lulusan dari pendidikan
kejuruan ini ditujukan untuk menyasar dunia kerja dan pendidikan tinggi. Pada
dasarnya lulusan dari pendidikan kejuruan ini hanya diarahkan pada pematangan
keahlian pada bidang yang dikuasainya untuk menjadi tenaga pekerja yang
professional. Namun seiring berkembangnya zaman atau pengaruh dari globalisasi
ini, di mana pendidikan menjadi suatu yang sangat penting dalam kehidaupan yang
berpengaruh pula pada pada tujuan pendidikan kejuruan ini yakni mempersiapkan
peserta didika untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
tetap sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu, pendidikan kejuruan (SMK)
ini ditujukan untuk menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas
yang dapat mengatasai permasalan-permasalahan globalisasi yang terjadi di zaman
sekarang ini.
Bahan Bacaan:
Supriyono, F.X.. 2015. Pendidikan SMK Program
Keahlian Seni Rupa dan Desain Produksi Kriya di Era Globalisasi. Terdapat pada http://p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Pendidikan%20Smk%20Program%20Keahlian%20Seni%20Rupa%20Dan%20Desain%20%20%20%20%20%20Produksi%20Kriya%20Di%20Era%20Globalisasi%202015.pdf
(diakses tanggal 9 November 2015, pukul 23:29 WITA)
Supriyono, F.X.. 2015. Karakteristik Dan
Tuntutan Perkembangan Pendidikan Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa Dan Kriya.
Terdapat pada http://p4tksb-jogja.com/arsip/images/WI/Karakteristik%20Dan%20Tuntutan%20Perkembangan%20Pendidikan%20Kejuruan%20Bidang%20Keahlian%20Seni%20Rupa%20Dan%20Kriya.pdf
(diakses tanggal 9 November 2015, pukul 23:48 WITA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar