PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Pertemuan Keempat Belas
POTENSI DIRI IQ, EQ, SQ DAN AQ
Setiap
individu memiliki potensi diri, dan tentu berbeda antara yang satu dengan yang
lain. Potensi diri dibedaan menjadi dua bentuk yaitu potensi fisik dan potensi
mental atau psikis. Potensi fisik yang dimaksud dalam kesempatan kali ini
adalah menyangkut dengan keadaan dan kesehatan tubuh, wajah, dan ketahanan
tubuh, sedangkan Potensi psikis berhubungan dengan IQ (Intelegensi Quotient),
EQ ( Emotional Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ ( Spiritual Quotient
).
Potensi
diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik fisik
maupun mental yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan bila dilatih dan
ditunjang dengan sarana yang baik, sedangkan diri adalah seperangkat proses
atau ciri-ciri proses fisik, prilaku dan psikologis yang dimiliki.
Kekhasan
potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada pembentukan
pemahaman diri dan konsep diri. Kekurangan dan kelebihan yang dimiliki dalam
konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan memperkembangkan baik
secara fisik maaupun mental.
Aspek diri yang dimiliki seseorang yang
patut untuk diperkembangkan antara lain:
ü Diri
fisik : meliputi tubuh dan
anggotanya beserta prosesnya.
ü Proses
diri : merupakan alur atau arus pikiran,
emosi dan tingkah laku yang konstan.
ü Diri
sosial : adalah bentuk fikiran
dan perilaku yang diadopsi saat merespon orang lain dan masyarakat sebagai satu
kesatuan yang utuh.
ü Konsep
diri : adalah gambaran mental
atau keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya.
A.
Potensi
Diri Fisik
Potensi
diri fisik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat dikembangkan dan
ditingkatkan apabila dilatih dengan baik. Kemampuan yang terlatih ini akan
menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam bidang tertentu.
Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila secata intens dilatih dan
dipelihara.
B. Potensi Diri Psikis
Potensi
diri psikis adalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki seseorang
dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila dipelajari daan dilatih
dengan baik. Bentuk potensi diri psikis yang dimiliki setiap orang adalah
sebagai berikut ini:
a. Intelegent
Quotient
(IQ) atau Kecerdasan Intelektual
IQ
merupakan kependekan dari Intelligence Quotient yang artinya ukuran kemampuan
intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang.
Dengan demikian, IQ berkaitan pada keterampilan berbicara, kesadaran akan
sesuatu di sekelilingnya dan penguasaan matematika.
Kecerdasan
intelektual adalah bentuk kemampuan individu untuk berfikir, mengolah dan
berusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara maksimal secara terarah.
Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas menjadi 7 kali lebih cerdas
(Dalam Habsari 2004:3) membagi ilmu pengetahuan untuk kecerdasan dalam enam
macam, antara lain adalah sebagai berikut:
1. Kecerdasan
fisual/spesial (kecerdasan gambar)
2. Kecerdasan
verbal/linguistik (kecerdasan berbicara)
3. Kecerdasan
music
4. Kecerdasan
logis/matematis (kecerdasan angka)
5. Kecerdasan
interpersonal (cerdas diri).
6. Kecerdasan
intrapersonal (cerdas bergaul)
b.
Emosi Quottient (EQ) atau Kecerdasan Emosi
EQ
adalah kemampuan berkomunikasi seseorang dalam dua dimensi, yaitu arah ke dalam
(personal) dan arah ke luar (interpersonal). Personal ialah komunikasi yang
dilakukan seseorang pada dirinya sendiri. Hal ini berguna untuk menumbuhkan
kesadaran diri (self awareness),
penerimaan diri (self acceptance),
menghargai diri sendiri (self respect),
dan penguasaan diri (self mastery).
Kecerdasan
emosi adalah kemampuan untuk mengenali, mengendalikan, dan menata perasaan
sendiri dan orang lain secara mendalam sehingga kehadirannya menyenangkan dan
didambakan oleh oaraang lain. Daniel Goleman didalam buku kecerdasan emosi memberi
tujuh kerangka kerja kecakapan ini, yaitu:
1) Kecakapan
pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.
2) Kesadaran
diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri sendiri dan rasa
percaya diri yang tinggi.
3) Pengaturan
diri yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan mengembangkan sifat
dapat dipercaya, kewaspadaan, adaptabilitas, dan inovasi.
4) Motivasi
yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi, berkomitmen, berinisiatif, dan
optimis.
5) Kecakapan
sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang harus menangani suatu
hubungan.
6) Empati
yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain, berorientasi pelayanan dengan
mengambangakan orang lain. Mengatasi keragmana orang lain dan kesadaran
politis.
7) Ketrampilan
sosial yaitu betuk kecakapan dalam menggugah tenggapan yang dikehendaki pada
orang lain. kecakapan ini meliputi pengaruh, komunikasi, kepemimpinan,
katalisator perubahan, manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaboradi dan
kooperasi serta kemampuan tim.
c.
Spiritual Quotient (SQ) atau Kecerdasan Spiritual
SQ
adalah kemampuan seseorang untuk dapat memahami arti hidup. Hal ini menyangkut
hubunganmu dengan Tuhan
SQ
adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang dengan
mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu (Agus Nggermanto,
Quantum Quotient, 2001). Menurut
Damitri Mhayana dalam Habsari, 2004.
Ciri-ciri
seseorang yang memiliki SQ tinggi adalah sebagai berikut:
Ø Memiliki
prinsip dan visi yang kuat.
Ø Mampu
melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.
Ø Mampu
memaknai setiap sisi kehidupan.
Ø Mampu
mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.
d.
Adversity quotient (AQ) atau Kecerdasan dalam
Menghadapi Kesulitan
AQ
adalah kemampuan seseorang saat menghadapi segala kesulitan. Beberapa orang
mencoba untuk tetap bertahan menghadapi kesulitan tersebut, sebagian orang
lainnya mudah takluk dan menyerah.
AQ
adalah bentuk kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz dalam Adversity Quotient membedakan tiga tingkatan
AQ dalam masyarakat:
1. Tinakat
Quitrers (orang yang berhenti). Quiters adalah orang yang paling lemah
AQ-nya. Ketika ia menghadapi berbagai kesulitan hidup ,ia berhenti dan langsung
menyerah.
2. Tingkat
Campers (orang yang berkemah). Campers adalah orang yang memiliki AQ
sedang. Ia puas dan cukup atas apa yang telah dicapai dan enggan untuk maju
lagi.
3. Tingkat
Climbers (orang yang mendaki). Climbers adalah orang yang memiliki AQ
tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi untuk dapat bertahan
menghadpi kesulitan-kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup.
Bahan
Bacaan:
Materi Kuliah Perkembangan
Peserta Didik – Pertemuan Keempat Belas, Jajang Suryana (24 November 2015)