Jumat, 06 November 2015

TELAAH KURIKULUM



TELAAH KURIKULUM
Tugas Keempat
SISTEM PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Kebanggaan suatu bangsa terhadap pahlawan-pahlawannya akan membangkitkan kesadaran bangsa itu terhadap harga diri dan martabat bangsanya yang luhur, yang telah mampu melahirkan manusia-manusia besar dan pahlawan-pahlawan besar (Ki Hajar Dewantara).
Ø  Taman Siswa dan Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau Ki Hajar Dewantara adalah tokoh peduli pendidikan yang dengan serius berupaya menumbuhkan kembali tradisi kejayaan masa lampau negeri ini. Bersama dengan perguruan Taman Siswa yang didirikannya pada tahun 1922, putra dari Pangeran Suryaningrat dan cucu dari K.G.P.A.A. Paku Alam III ini berupaya meletakkan dasar-dasar kebudayaan bangsa dan semangat kebangsaan di dalam gerakan pendidikan yang dilakukan di Jawa, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil, dan Maluku. Semua itu didedikasikan untuk memulihkan harkat dan martabat bangsa dan menghilangkan kebodohan, kekerdilan, dan feodalisme sebagai akibat nyata dari penjajahan.
Di taman siswa ada “Konsep Tringa” yang terdiri dari ngerti (mengetahui), ngrasa (memahami) dan nglakoni (melakukan). Maknanya ialah, tujuan belajar itu pada dasarnya ialah meningkatkan pengetahuan anak didik tentang apa yang dipelajarinya, mengasah rasa untuk meningkatkan pemahaman tentang apa yang diketahuinya, serta meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan apa yang dipelajarinya.
Ø  Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Pendidikan
1.      Melihat pendidikan dari perspektif antropologis, yaitu bagaimana warga masyarakat meneruskan warisan budaya kepada generasi berikutnya dan mempertahankan tatanan sosial.
2.      Pendidikan nasional harus berdasarkan pada garis hidup bangsanya dan ditujukan untuk keperluan perikehidupan, yang dapat mengangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga berkedudukan sama dan pantas bekerjasama dengan bangsa lain untuk kemuliaan segenap manusia di seluruh dunia.
3.      Memberikan pengakuan akan pentingnya pendidikan budi pekerti. Beliau berpendapat bahwa pendidikan ala Barat yang hanya berorientasi pada segi intelektualisme, individualisme, dan materialisme tidak sepenuhnya sesuai dengan corak budaya dan kebutuhan bangsa Indonesia.
Ø  Landasan Pendidikan Taman Siswa
Sebagai perguruan nasional, Taman Siswa mempunyai dasar-dasar sebagai berikut;
Ü Visi
Misi dari pendidikan yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yaitu “Membangun manusia yang beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, berpengetahuan agar menjadi masyarakat yang berguna bagi Nusa dan Bangsa”.
Ü Misi
Misi dari pendidikan yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yaitu menuju pada penguasaan:
1.      Prilaku iman dan taqwa (IMTAQ)
2.      Ilmu pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
3.      Penerangan Budi Pekerti (AKHLAK)
Ü Dasar Pendidikan
Dasar pendidikannya mengalami perbaikan setelah Indonesia mencapai kemerdekaan. Dasar pendidikan ini kemudian disebut Panca Dharma Dasar-dasar 1947, yaitu sebagai berikut:
Kodrat Alam (memperhatikan sunatullah)
Asas Kodrat Alam Sebagi makhluk tuhan, manusia adalah kesatuan jasmani-rohani, ia adalah insan individual dan insan sosial. Manusia tumbuh dan berkembang menurut kodrat alamnya sendiri melalui interaksi dengan lingkungan.
Kebudayaan (menerapkan teori Trikon)
Asas Kebudayaan Tiap bangsa memiliki kebudayaannya sendiri, kita perlu memelihara dan memajukan kebudayaan kita, kebudayaan bangsa kita, atas dasar kebudayaan kita sendiri, untuk memajukan kebudayaan kita perlu mengutamanakan asas Tri-Kon yaitu kontiniu, konvergensi dan konsentris.
Kemerdekaan (memperhatikan potensi dan minat maing-masing individu dan kelompok)
Asas Kemerdekaan Harus diartikan disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik hidup sebagai anggota masyarakat. Maka itu kemerdekaan menjadi alat mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu perimbangan dan keselarasan dengan masyarakat tertib damai tempat keanggotaannya. Bisa juga dikatakan kebebasan lahir dan batin untuk menegakkan dan mengatur diri sendiri atas nilai yang tinggi demi tertibnya hidup diri sendiri dan hidup bersama.
Kebangsaan (berorientasi pada keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku)
Asas Kebangsaan Taman siswa tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi bentuk dan fiil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu dalam suka dan duka, rasa satu dalam kehendak menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin seluruh bangsa.
Kemanusiaan (menjunjung harkat dan martabat setiap orang)
Asas Kemanusiaan Menyatakan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-tingginya, dan juga bahwa kemajuan manusia yang tinggi itu dapat dilihat pada kesucian hati orang dan adanya rasa kasih terhadap sesama manusia dan terhadap makhluk tuhan seluruhnya.
Ü Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Taman Siswa pada awal pendiriannya, yaitu zaman penjajahan belanda adalah bersifat politik (kemerdekaan Indonesia). Sedangkan tujuan murni pendidikan yang diinginkan Taman Siswa seperti termuat dalam Peraturan Besar Taman Siswa bab IV pasal 13 adalah membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada umumnya. Tujuan tertinggi Taman Siswa adalah terwujudnya masyrakat tertib dan damai.
Ü Isi Kurikulum Taman Siswa
ü  Isi Kurikulum atau rencana pelajaran bersifat kultural nasional. Tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian peradaban bangsa yang perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pemuda tidak boleh dikekang oleh ikatan tradisi dan konvensi yang dapat menghambat kemajuan bangsa.
ü  Segala pelajaran harus mampu membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
ü  Di samping pendidikan kecerdasan, dipentingkan juga penjagaan dan latihan kesusilaan serta pendidikan kebudayaan.
ü  Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa pengantar diwajibkan. Bahasa daerah yang penting diajarkan secukupnya dalam daerah masing-masing. Bahasa asing diberikan untuk keperluan melanjutkan pelajaran dan menambah perhubungan dengan luar negeri.
Ü  Metode Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajarnya, Taman siswa menerapkan sistem sebagai berikut:
-          Sistem Among
Dalam sistem among ini diterapkan prinsip kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan. Maksud dari bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan adalah setiap anak dibiarkan tumbuh sewajarnya dengan bekal potensi yang ia miliki tanpa paksaan. Kebebasan untuk menentukan pilihan hidup tetap diberikan dengan tetap memberikan tuntunan agar berkembang hidup lahir batin menurut kodratnya sendiri-sendiri (Ahmadi, 1987: 52).
Unsur intelektualitas harus dihilangkan karena hanya menekankan pada aspek kognitif saja sehingga tidak terjadi keseimbangan. Selain itu hal ini akan menambah rasa tertekan pada siswa karena akan memunculkan istilah baru antara anak pandai dan bodoh dengan dasar yang tidak relevan.
-          Sistem Tri Pusat Pendidikan
Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan berdasar Sistem Among, yaitu menyokong kodrat alamnya anak yang kita didik, agar dapat mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri. Dasar sistem among ini adalah kodrat alam dan kemerdekaan (Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa, 1977).
Pendidikan dengan sistem among memakai cara pondok asrama, karena dengan cara itu ketiga lingkungan pendidikan (keluarga, perguruan atau lingkungan sekolah dan perkumpulan pemuda atau lingkungan masyarakat) dapat bekerja bersama dengan baik. Persatuan ketiga lingkungan pendidikan tersebut penting sekali untuk mencapai pendidikan yang sempurna (sistem tri pusat pendidikan). Dengan sistem seperti ini diharapkan setiap pusat pendidikan dapat saling melengkapi kekurangan dalam proses pembelajaran. Setiap pusat pendidikan hendaknya juga memberikan kontrol dan menciptakan lingkungan yang kondusif demi terbangunnya sistem pendidikan yang harmonis.
Pelaksanaan pendidikan tersebut berpedoman pula pada berbagai semboyan, adapun semboyan yang paling terkenal adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya: Kalau pendidik berada di muka, dia memberi teladan kepada peserta didik. Kalau berada di tengah, membangun semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Kalau berada di belakang, pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.
·         Bagian-bagian Sekolah dari Taman Siswa, yaitu:
1.      Taman Indriya (Taman Kanak-kanak): umur 5-6 tahun
2.      Taman Anak (kelas I-III): umur 6-10 tahun
3.      Taman Muda (kelas IV_VI): umur 10-13 tahun
4.      Taman Dewasa (SMP)
5.      Taman Madya (SMA)
6.      Taman Guru B I: calon duru SD
7.      Taman Guru B II (satu tahun setelah Taman Guru B I)
8.      Taman Guru B III (satu tahun setelah Taman Guru B II)
9.      Taman Guru Indriaya (SMP + dua tahun)
10.  Taman Masyarakat Taman Mani, Taman Rini (untuk wanita), Taman Karti (untuk pertukangan)
·         Bentuk Organisasi Pendidikan:
1.      Perguruan
2.      Pondok-asrama



Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Telaah KurikulumPertemuan Keempat, Jajang Suryana (14 September 2015)
Inspirasi, Mega. 2010. Sistem Pendidikan Gagasan Ki Hajar Dewantara. Terdapat pada http://megainzpirasi.blogspot.co.id/2010/04/sistem-pendidikan-gagasan-ki-hajar.html (diakses tanggal 22 September 2015, pukul 14.22 WITA)
_______. 2013. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Terdapat pada http://airlangga-edu.com/?page=artikel_detail&&no=17 (diakses tanggal 22 September 2015, pukul 14.17 WITA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar