TELAAH
KURIKULUM
Tugas Keempat
SISTEM PENDIDIKAN KI HAJAR
DEWANTARA
Kebanggaan
suatu bangsa terhadap pahlawan-pahlawannya akan membangkitkan kesadaran bangsa
itu terhadap harga diri dan martabat bangsanya yang luhur, yang telah mampu
melahirkan manusia-manusia besar dan pahlawan-pahlawan besar (Ki Hajar
Dewantara).
Ø Taman Siswa dan
Konsep Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soeryaningrat atau Ki
Hajar Dewantara adalah tokoh peduli pendidikan yang dengan serius berupaya
menumbuhkan kembali tradisi kejayaan masa lampau negeri ini. Bersama dengan
perguruan Taman Siswa yang didirikannya pada tahun 1922, putra dari Pangeran Suryaningrat
dan cucu dari K.G.P.A.A. Paku Alam III ini berupaya meletakkan dasar-dasar
kebudayaan bangsa dan semangat kebangsaan di dalam gerakan pendidikan yang
dilakukan di Jawa, Sumatra, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil, dan Maluku. Semua
itu didedikasikan untuk memulihkan harkat dan martabat bangsa dan menghilangkan
kebodohan, kekerdilan, dan feodalisme
sebagai akibat nyata dari penjajahan.
Di taman siswa ada “Konsep Tringa” yang terdiri dari
ngerti (mengetahui), ngrasa (memahami) dan nglakoni (melakukan). Maknanya ialah,
tujuan belajar itu pada dasarnya ialah meningkatkan pengetahuan anak didik
tentang apa yang dipelajarinya, mengasah rasa untuk meningkatkan pemahaman
tentang apa yang diketahuinya, serta meningkatkan kemampuan untuk melaksanakan
apa yang dipelajarinya.
Ø Pemikiran Ki Hajar
Dewantara tentang Pendidikan
1.
Melihat
pendidikan dari perspektif antropologis, yaitu bagaimana warga masyarakat
meneruskan warisan budaya kepada generasi berikutnya dan mempertahankan tatanan
sosial.
2.
Pendidikan nasional
harus berdasarkan pada garis hidup bangsanya dan ditujukan untuk keperluan
perikehidupan, yang dapat mengangkat derajat negeri dan rakyatnya, sehingga
berkedudukan sama dan pantas bekerjasama dengan bangsa lain untuk kemuliaan
segenap manusia di seluruh dunia.
3.
Memberikan
pengakuan akan pentingnya pendidikan budi pekerti. Beliau berpendapat bahwa
pendidikan ala Barat yang hanya berorientasi pada segi intelektualisme,
individualisme, dan materialisme tidak sepenuhnya sesuai dengan corak budaya
dan kebutuhan bangsa Indonesia.
Ø Landasan
Pendidikan Taman Siswa
Sebagai perguruan nasional, Taman Siswa mempunyai
dasar-dasar sebagai berikut;
Ü Visi
Misi dari pendidikan yang diprakarsai oleh Ki Hajar
Dewantara yaitu “Membangun manusia yang beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan
batin, berpengetahuan agar menjadi masyarakat yang berguna bagi Nusa dan
Bangsa”.
Ü Misi
Misi dari pendidikan
yang diprakarsai oleh Ki Hajar Dewantara yaitu menuju pada penguasaan:
1.
Prilaku iman dan
taqwa (IMTAQ)
2.
Ilmu pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK)
3.
Penerangan Budi
Pekerti (AKHLAK)
Ü Dasar Pendidikan
Dasar
pendidikannya mengalami perbaikan setelah Indonesia mencapai kemerdekaan. Dasar
pendidikan ini kemudian disebut Panca Dharma Dasar-dasar 1947, yaitu sebagai
berikut:
Kodrat Alam (memperhatikan
sunatullah)
|
Asas Kodrat Alam Sebagi makhluk
tuhan, manusia adalah kesatuan jasmani-rohani, ia adalah insan individual dan
insan sosial. Manusia tumbuh dan berkembang menurut kodrat alamnya sendiri
melalui interaksi dengan lingkungan.
|
Kebudayaan (menerapkan teori
Trikon)
|
Asas Kebudayaan Tiap bangsa
memiliki kebudayaannya sendiri, kita perlu memelihara dan memajukan
kebudayaan kita, kebudayaan bangsa kita, atas dasar kebudayaan kita sendiri,
untuk memajukan kebudayaan kita perlu mengutamanakan asas Tri-Kon yaitu
kontiniu, konvergensi dan konsentris.
|
Kemerdekaan (memperhatikan potensi
dan minat maing-masing individu dan kelompok)
|
Asas Kemerdekaan Harus
diartikan disiplin pada diri sendiri atas dasar nilai hidup yang tinggi, baik
hidup sebagai anggota masyarakat. Maka itu kemerdekaan menjadi alat
mengembangkan pribadi yang kuat dan sadar dalam suatu perimbangan dan
keselarasan dengan masyarakat tertib damai tempat keanggotaannya. Bisa juga
dikatakan kebebasan lahir dan batin untuk menegakkan dan mengatur diri
sendiri atas nilai yang tinggi demi tertibnya hidup diri sendiri dan hidup
bersama.
|
Kebangsaan (berorientasi pada
keutuhan bangsa dengan berbagai ragam suku)
|
Asas Kebangsaan Taman siswa
tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, malahan harus menjadi bentuk dan
fiil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti
permusuhan dengan bangsa lain, melainkan mengandung rasa satu dalam suka dan
duka, rasa satu dalam kehendak menuju kebahagiaan hidup lahir dan batin
seluruh bangsa.
|
Kemanusiaan (menjunjung harkat
dan martabat setiap orang)
|
Asas
Kemanusiaan Menyatakan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan
kemanusiaan, yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang
setinggi-tingginya, dan juga bahwa kemajuan manusia yang tinggi itu dapat
dilihat pada kesucian hati orang dan adanya rasa kasih terhadap sesama
manusia dan terhadap makhluk tuhan seluruhnya.
|
Ü Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan Taman Siswa pada awal
pendiriannya, yaitu zaman penjajahan belanda adalah bersifat politik
(kemerdekaan Indonesia). Sedangkan tujuan murni pendidikan yang diinginkan
Taman Siswa seperti termuat dalam Peraturan Besar Taman Siswa bab IV pasal 13
adalah membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta
manusia pada umumnya. Tujuan tertinggi Taman Siswa adalah terwujudnya masyrakat
tertib dan damai.
Ü Isi Kurikulum Taman Siswa
ü Isi Kurikulum atau rencana pelajaran bersifat
kultural nasional. Tiap mata pelajaran diberikan sebagai bagian peradaban
bangsa yang perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pemuda tidak boleh
dikekang oleh ikatan tradisi dan konvensi yang dapat menghambat kemajuan
bangsa.
ü Segala pelajaran harus mampu membangkitkan rasa
cinta tanah air dan bangsa.
ü Di samping pendidikan kecerdasan, dipentingkan juga
penjagaan dan latihan kesusilaan serta pendidikan kebudayaan.
ü Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
pengantar diwajibkan. Bahasa daerah yang penting diajarkan secukupnya dalam
daerah masing-masing. Bahasa asing diberikan untuk keperluan melanjutkan
pelajaran dan menambah perhubungan dengan luar negeri.
Ü Metode Pembelajaran
Dalam
proses belajar mengajarnya, Taman siswa menerapkan sistem sebagai berikut:
-
Sistem Among
Dalam sistem among ini
diterapkan prinsip kekeluargaan yang bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan.
Maksud dari bersendikan kodrat alam dan kemerdekaan adalah setiap anak
dibiarkan tumbuh sewajarnya dengan bekal potensi yang ia miliki tanpa paksaan.
Kebebasan untuk menentukan pilihan hidup tetap diberikan dengan tetap
memberikan tuntunan agar berkembang hidup lahir batin menurut kodratnya
sendiri-sendiri (Ahmadi, 1987: 52).
Unsur intelektualitas
harus dihilangkan karena hanya menekankan pada aspek kognitif saja sehingga
tidak terjadi keseimbangan. Selain itu hal ini akan menambah rasa tertekan pada
siswa karena akan memunculkan istilah baru antara anak pandai dan bodoh dengan
dasar yang tidak relevan.
-
Sistem Tri Pusat
Pendidikan
Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan berdasar Sistem
Among, yaitu menyokong kodrat alamnya anak yang kita didik, agar dapat
mengembangkan hidupnya lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri. Dasar
sistem among ini adalah kodrat alam dan kemerdekaan (Majelis Luhur Persatuan
Taman Siswa, 1977).
Pendidikan dengan sistem among memakai cara pondok
asrama, karena dengan cara itu ketiga lingkungan pendidikan (keluarga,
perguruan atau lingkungan sekolah dan perkumpulan pemuda atau lingkungan
masyarakat) dapat bekerja bersama dengan baik. Persatuan ketiga lingkungan
pendidikan tersebut penting sekali untuk mencapai pendidikan yang sempurna
(sistem tri pusat pendidikan). Dengan sistem
seperti ini diharapkan setiap pusat pendidikan dapat saling melengkapi
kekurangan dalam proses pembelajaran. Setiap pusat pendidikan hendaknya juga
memberikan kontrol dan menciptakan lingkungan yang kondusif demi terbangunnya
sistem pendidikan yang harmonis.
Pelaksanaan pendidikan tersebut berpedoman pula pada
berbagai semboyan, adapun semboyan yang paling terkenal adalah “Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun
Karso, Tut Wuri Handayani”. Artinya: Kalau pendidik berada di muka, dia
memberi teladan kepada peserta didik. Kalau berada di tengah, membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Kalau berada di
belakang, pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani berjalan
di depan dan sanggup bertanggung jawab.
·
Bagian-bagian
Sekolah dari Taman Siswa, yaitu:
1.
Taman Indriya
(Taman Kanak-kanak): umur 5-6 tahun
2.
Taman Anak
(kelas I-III): umur 6-10 tahun
3.
Taman Muda
(kelas IV_VI): umur 10-13 tahun
4.
Taman Dewasa
(SMP)
5.
Taman Madya
(SMA)
6.
Taman Guru B I:
calon duru SD
7.
Taman Guru B II
(satu tahun setelah Taman Guru B I)
8.
Taman Guru B III
(satu tahun setelah Taman Guru B II)
9.
Taman Guru
Indriaya (SMP + dua tahun)
10.
Taman Masyarakat
Taman Mani, Taman Rini (untuk wanita), Taman Karti (untuk pertukangan)
·
Bentuk
Organisasi Pendidikan:
1.
Perguruan
2.
Pondok-asrama
Bahan
Bacaan:
Materi Kuliah Telaah
Kurikulum – Pertemuan Keempat,
Jajang Suryana (14 September 2015)
Inspirasi, Mega. 2010. Sistem Pendidikan Gagasan Ki
Hajar Dewantara. Terdapat pada http://megainzpirasi.blogspot.co.id/2010/04/sistem-pendidikan-gagasan-ki-hajar.html (diakses tanggal 22 September 2015, pukul 14.22
WITA)
_______. 2013. Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara. Terdapat pada http://airlangga-edu.com/?page=artikel_detail&&no=17 (diakses tanggal 22 September 2015, pukul 14.17
WITA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar