Jumat, 06 November 2015

TELAAH KURIKULUM



TELAAH KURIKULUM
Tugas Keenam
KURIKULUM 2013 SENI BUDAYA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS X
Pada umumnya dalam mata pelajaran Seni Budaya di tingkat sekolah menengah atas (SMA) terdapat empat bidang kesenian, yaitu: seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Kali ini akan kita membahas sedikit tentang kurikulum 2013 seni budaya pada tingkat sekolah menengah atas (SMA) untuk kelas X.
A.    SENI BUDAYA
1.      Seni Rupa
Sesuai dengan yang disebutkan di atas dalam seni budaya terdapat empat bidang kesenian yang dibahas. Pertama kita akan membahas kurikulum seni rupa untuk tingkat SMA kelas X.
Terdapat delapan jenis dan bentuk kegiatan dalam bidang seni rupa, di antaranya adalah memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa; menerapkan jenis, simbol, dan nilai estetis dalam konsep seni rupa; memahami pameran karya seni rupa; memahami jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa; membuat karya seni rupa dua dimensi berdasarkan melihat model; membuat karya seni rupa tiga dimensi berdasarkan melihat model; memamerkan hasil karya seni rupa; dan membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan.
            Setelah ada beberapa jenis dan bentuk kegiatan dalam bidang seni rupa terdapat pula beberapa indikator utama yang dapat mendukung terlaksananya semua jenis dan bentuk kegiatan yang ada. Berikut adalah indikator utama dalam bidang seni rupa:
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
   Memahami bahan, media dan teknik dalam proses berkarya seni rupa
   Memahami pameran karya seni rupa
   Memahami, jenis, simbol fungsi dan nilai estetis dalam kritik karya seni rupa
    Menerapkan jenis, simbol, fungsi dan nilai estetis dalam konsep seni rupa
    Membuat karya seni rupa dua   dimensi berdasarkan melihat model
    Membuat karya seni rupa tiga   dimensi berdasarkan melihat model
    Membuat tulisan kritik karya seni rupa mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan
Memaerkan hasil karya seni rupa
Tabel 1. Indikator utama seni rupa
2.      Seni Musik
Sama dengan seni rupa, di dalam seni musik juga terdapat delapan jenis dan bentuk kegiatan pembelajaran, di antaranya adalah memahami karya musik berdasarkan simbol, jenis nilai estetis dan fungsinya; menganalisis karya musik berdasarkan simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya; emahami rancangan pagelaran musik; enganalisis karya-karya musik dan kegiatan pagelaran musik; enyanyikan lagu-lagu berdasarkan jenisnya; menampilkan permainan musik berdasarkan jenisnya; mempergelarkan musik dengan memperhatikan nilai-nilai estetis; dan membuat tulisan tentang beragam musik dan lagu-lagunya.
Indikator utama dari seni musik adalah seperti tabel di bawah ini:
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
   Memahami karya musik berdasarkan simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya
   Memahami rancangan pagelaran
    Menganalisis karya musik berdasarkan simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya
    Menganalisis karya-karya musik dan kegiatan pagelaran seni
    Menyanyikan lagu-lagu berdasarkan jenisnya
    Membuat tulisan tentang beragam musik dan lagu-lagunya
   Menampilkan permainan musik berdasarkan jenisnya
   Mempergelarkan musik dengan memperhatikan nilai-nilai estetis
Tabel 2. Indikator utama seni musik
3.      Seni Tari
Terdapat delapan pula jenis dan bentuk kegiatan, yaitu memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari; menerapkan simbol, jenis, dan nilai estetis dalam meniru ragam gerak dasar tari; memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pagelaran ragam gerak dasar tari; memahami simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya dalam kritik tari; menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ ketukan, menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan iringan; mempegelarkan ragam gerak tari sesuai dengan unsur pendukung pertunjukan; dan membuat tulisan kritik karya seni tari mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan.
Sedangkan untuk indikator utamanya adalah:
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
   Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam meniru ragam gerak dasar tari
   Memahami konsep, teknik dan prosedur dalam pagelaran meniru ragam gerak dasar tari
   Memahami simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya dalam kritik seni
    Menerapkan simbol, jenis, dan   nilai estetis dalam meniru ragam gerak dasar tari
    Menirukan ragam gerak dasar tari sesuai dengan hitungan/ ketukan
    Membuat tulisan kritik karya seni tari mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan
   Menampilkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan iringan
   Mempergelarkan ragam gerak dasar tari sesuai dengan unsur pendukung pertunjukan
Tabel 3. Indikator utama seni tari
4.      Seni Teater
Pada seni teater indikator utamanya adalah tabel di bawah ini:
TEORI
PRAKTIK
APRESIASI
   Memahami konsep, teknik dan prosedur berkarya teater
   Memahami pagelaran teater berdasarkan konsep, teknik dan prosedur
   Memahami simbol, jenis, nilai estetis dan fungsinya dalam kritik teater
    Menerapkan simbol, jenis, dan nilai estetis dalam konsep teater
    Menerapkan watak tokoh sesuai dengan naskah yang dibaca
    Membuat tulisan kritik teater mengenai jenis, fungsi, simbol dan nilai estetis berdasarkan hasil pengamatan
   Menampilkan teater berdasarkan naskah
   Mempergelarkan teater sesuai dengan tata pentas
Tabel 4. Inditor utama seni teater
B.     METODE PEMBELAJARAN
Pada umumnya dalam kurikulum 2013 metode pembelajaran yang digunakan adalah metode saintifik. Pendekatan Saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan.  Proses  pembelajaran yang  dirancang sedemikian rupa  agar peseta didik secara aktif  mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan  dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Metode pembelajaran saintifik ini memiliki beberapa karakteristik. Dia antaranya adalah:
v  Berpusat pada siswa
v  Melibatkan keterampilan dalam mengkonstruksi konsep
v  Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa
v  Dapat mengembangkan karakter siswa
C.    CARA MELAKSANAKAN
Pada kurikulum 2013 tingkat SMA ini terdapat tiga cara pelaksanaan pembelajarannya, yaitu mengamati (observing); menanya (questioning); dan mengkomunikasi (communicating).
1.      Mengamati (observing)
Kegiatan pembelajarannya adalah mengamati dengan indera (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton dan sebagainya) dengan atau tanpa alat. Sedangkan bentuk hasil belajarnya adalah perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca suatu tulisan/ mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk mengamati.
2.      Menanya (questioning)
Kegiatan pembelajarannya adalah membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi. Sedangkan bentuk hasil belajarnya adalah jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual, prosedural, dan hipotetik).
3.      Mengkomunikasi (communicating)
Kegiatan pembelajarannya adalah menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan. Sedangkan hasil belajarnya adalah menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain-lain.
D.    PRESENTASE LOKAL, NASIONAL DAN INTERNASIONAL
Dalam Kurikulum 2013, presentase Nasional lebih banyak ditekankan. Dibuktikan dengan pembahasan Kompetensi Dasar yang bersifat umum.



Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Telaah KurikulumPertemuan Keenam, Presentasi Kelompok 4 [Destiara Aulia Citra, Herman Susanto, I Made Edi Swastawa, Gede Dwitra Natur Artista, I Wayan Ginastra, dan Ketut Yogi Permadi] (5 Oktober 2015)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar