Jumat, 06 November 2015

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK



PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Tugas Kelima
PERKEMBANGAN GAMBAR KARYA ANAK-ANAK
Menggambar merupakan aktivitas yang penuh stimulasi terhadap proses tumbuh kembang anak. Seperti halnya menulis dan kegiatan bermain, menggambar memiliki manfaat untuk perkembangan anak. Secara edukatif, menggambar merupakan metode belajar yang menyenangkan bagi anak-anak di usia 7 tahun pertama karena secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretan-coretan pada banyak media yang ditemukannya, seperti dinding, kain sprei, kertas, buku atau benda-benda mainannya.
Kegiatan ekspresif seperti ini merupakan aktivitas kreatif anak yang perlu diperhatikan, dikembangkan dan disalurkan dengan tepat, sehingga dapat menunjang optimasi perkembangan minat, bakat juga kecerdasannya. Dalam kegiatan ini motorik halus yang kurang mendapat perhatian ternyata muncul dalam kegiatan menggambar. Selain itu kegiatan menggambar merupakan latihan bagi anak untuk mengkoordinasikan mata dengan tangan anak agar sejalan.
Tipe Gambar Anak-Anak
Berdasarkan bentuk, dikenal beberapa tipe gambar, yakni tipe visual, tipe haptik, dan tipe campuran. Gambar anak tipe visual, hasil menggambar mirip dengan obyek aslinya. Gambar anak tipe haptik, obyek yang digambar hanya yang menarik minat atau perasaannya, hasilnya berupa gambar yang tidak mirip dengan obyek aslinya. Kebanyakan gambar anak-anak berupa campuran yakni dengan ciri-ciri visual dan haptik.
Pandangan umum banyak orang tentang kegiatan menggambar, yaitu:
1.      Hanya sekedar sebagai pengisi waktu luang
2.      Banyak orang beranggapan bahwa kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang merusak.
3.      Hasil gambaran belum nampak sebagai gambaran dari perkembangan seorang anak.
Aktivitas mengambar dan mewarnai memiliki banyak manfaat bagi anak, diantaranya adalah:
1.      Sebagai Media Berekspresi
Seperti halnya orang dewasa, aktivitas mewarnai terutama mewarnai bidang kosong merupakan cara bagi anak untuk mengungkapkan perasaaan dirinya. Perasaan atau keadaan anak baik itu sedih maupun senang dapat dilihat melalui gambar yang dibuatnya.
2.      Membantu Mengenal Perbedaan Warna
Membiasakan anak untuk melakukan aktivitas mewarnai baik dengan krayon, pensil warna maupun spidol warna sejak dini dapat membantu anak dalam mengenal warna, sehingga mereka dapat membedakan antara warna yang satu dengan warna lainnya. Hal ini juga dapat mempermudah anak tersebut dalam mencampur dan memadukan warna.
3.      Warna Merupakan Media Terapi
Warna merupakan sebuah media terapi bagi banyak orang, bahkan warna kerapkali digunakan sebagai bahasa global untuk membaca emosi seseorang. Seorang anak yang mewarnai matahari dengan warna-warna gelap seperti hitam atau abu-abu bisa jadi menandakan kemarahan mereka saat itu. Selain itu cara si kecil menorehkan warna juga dapat mengekspresikan sifat dasar mereka, sebagai contoh, jika si kecil mewarnai dengan cara menorehkan garis-garis teratur pada gambar menunjukan bahwa si kecil memeiliki kecenderungan gaya hidup teratur. Terlepas dari itu warna sendiri menjadi alat terapi untuk meringankan stres pada si kecil setelah lelah seharian beraktivitas.
4.      Melatih si kecil Menggenggam pensil
Bagi sebagaian anak, krayon adalah benda pertama yang digenggamnya sebelum mereka menggenggam pensil. Saat mewarnai dengan krayon itulah pertama kali si kecil belajar menggengam dan mengontrol pensil di tangannya.
5.      Melatih Kemampuan Koordinasi
Kemampuan berkoordinasi merupakan manfaat lain yang bisa diperoleh dari aktivitas mewarnai. Dalam mewarnai diperlukan koordinasi yang bagus antara mata dan tangan, mulai dari bagaimana cara yang tepat menggenggam krayon, hingga memilih warnanya.
6.      Mengembangkan Kemampuan Motorik
Aktivitas mewarnai merupakan aktivitas yang dapat membantu meningkatkan kinerja otot tangan sekaligus mengembangkan kemampuan motorik anak. Kemampuan tersebut sangat penting dalam perkembangan aktivitasnya kelak, seperti dalam mengetik, mengangkat benda dan aktivitas lainnya dimana dibutuhkan kinerja otot lengan dan tangan dalam prosesnya.
7.      Mewarnai Meningkatkan Konsentrasi
Aktivitas mewarnai dapat melatih konsentrasi si kecil untuk tetap fokus pada pekerjaan yang dilakukannya meskipun banyak aktivitas lain yang terjadi di sekelilingnya. Seorang anak yang sedang menyelesaikan tugas mewarnai akan fokus pada lembar gambar yang sedang diwarnainya, ia akan tetap fokus menyelesaikan tugas mewarnainya.
8.      Mewarnai Melatih Si Kecil Mengenal Garis Batas Bidang
Di masa awal si kecil memulai aktivitas mewarnai, mereka tidak akan peduli dengan garis batas gambar di hadapannya, hal tersebut wajar-wajar saja, biarkan si kecil merasa nyaman dan exited terlebih dahulu dengan aktivitas mewarnainya. Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia si kecil, mereka akan mulai menghargai dan memperhatikan garis-garis batas tersebut, dan berusaha untuk mewarnai gambar di hadapannya tanpa keluar garis.
9.      Mewarnai Melatih Si Kecil Membuat Target
Proses mewarnai membutuhkan satu target yaitu berhasil mewarnai seluruh bidang gambar yang tersedia. Dengan melakukan aktivitas mewarnai sejak dini si kecil akan belajar untuk meyelesaikan tugas yang dihadapinya. Di sinilah akan terpupuk rasa tanggung jawab si kecil dengan pekerjaan yang diterimanya sekaligus memupuk kepercayaan diri si kecil bahwa ia dapat menyelesaikan tugas yang sedang diembannya. Sikap ini akan membantunya menyelesaikan tugas-tugasnya kelak, dan juga melatihnya untuk tidak mudah menyerah dengan tantangan yang akan dihadapinya.
Mengingat banyaknya manfaat aktivitas mewarnai bagi anak-anak, tak ada salahnya jika para orangtua mulai membiasakan anak-anaknya mewarnai gambar sejak dini, mulailah dengan gambar-gambar yang sederhana. Jangan terlalu banyak memberi aturan, baik dalam pemilihan warna maupun memberi batasan garis, biarlah ia bereksplorasi dengan warna-warna dan gambar di hadapannya.



Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Perkembangan Peserta Didik – Pertemuan Kelima, Jajang Suryana (22 September 2015)
Permana, Bambang. 2010. Manfaat Menggambar untuk Perkembangan Anak. Terdapat pada http://www.fabrianschool.com/berita-145-manfaat-menggambar-untuk-perkembangan-anak--sekolah-depok.html (diakses tenggal 22 September 2015, pukul 14:44 WITA)
_____. 2015. 9 Manfaat Belajar Menggambar & Mewarnai Bagi Anak. Terdapat pada http://blog.lazada.co.id/manfaat-belajar-menggambar-mewarnai-bagi-ana/ (diakses tanggal 22 September 2015, pukul 14:41 WITA)

PROFESI KEPENDIDIKAN



PROFESI KEPENDIDIKAN
Tugas Ketujuh
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEGAWAI
            Banyak cara dalam upaya peningkatan kualitas seorang pegawai, salah satunya adalah dengan cara mengikuti pelatihan. Dalam mengikuti pelatihan ini seorang pegawai mendapatkan materi-materi yang berkaitan dengan kepegawaiannya serta mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang baru.
            Selain itu, pelatihan ini diadakan dalam upaya atau untuk  meningkatkan kesetiaan sebagai pegawai; menanamkan kesamaan pola pikir diantara sesame pegawai; memantapkan semangat pengabdian di mana pegawai tersebut berada; serta meningkatkan pengetahuan serta keterampilan seorang pegawai dalam bidang pekerjaannya.
            Banyak terdapat model-model pelatihan dalam upaya peningkatan kualaitas seorang pegawai di dalam pekerjaannya. Di antaranya adalah:
1.      Brains Forming, yaitu model pelatihan diskusi yang menekankan pada model tukar pikiran di antara peserta pelatihan dan Pembina.
2.      Buzz Group, yaitu model pelatihan diskusi dengan kelompok kecil. Di mana setiap kelompok membuat resume tentang materi yang diberikan dengan materi yang berbeda di setiap kelompoknya.
3.      Case Studies, yaitu model pelatihan dengan memecahkan permasalahan yang diberikan kepada setiap kelompok dengan materi yang dicetak.
4.      Computer Managed Learning, yaitu model pelatihan dengan pembelajaran yang berbasis computer.
5.      Critical Insident, yaitu model pelatihan dengan kejadian langsung.
6.      Demonstrasi,  model pelatihan dengan mendemonstrasikan sesuai dengan keadaan aslinya.
7.      Discussion, yaitu model pelatihan dengan cara berdiskusi antara peserta pelatihan dan Pembina.
8.      Field Trip and Visits, yaitu model pelatihan dengan metode penyegaran. Contohnya seperti peserta pelatihan diajak ketempat wisata dan di wisata tersebutlah dilakukan pelatihan sehingga peserta tidak bosandalm mengikuti pelatihan.
9.      Fish Bowls
10.  Games, yaitu model pelatihan dengan menggunakan metode bermain game atau permainan.
11.  Group Discussion, yaitu moel pelatihan dengan metode diskusi dengan membuat grup atau kelompok.
12.  Huddle Group, yaitu medel pelatihan dengan metode diskusi namun dibatasi dengan waktu.
13.  Lecture, yaitu model pelatihan dengan cara melatih peserta untuk berbicara di depan peserta yang lainnya,
14.  Panel Discussion
15.  Reading, yaitu model pelatihan dengan metode mebaca.
16.  Role Play
17.  Simulations, yaitu model pelatihan dengan cara peserta melakukan simulasi secara langsung.
18.  Seminar, yaitu model pelatihan dengan cara peserta mengikuti seminar.
19.  Tele Conferenting, yaitu model pelatihan dengan cara konferensi dengan jarak jauh.



Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Profesi Kependidikan – Pertemuan Ketujuh, Jajang Suryana (21 Oktober 2015)

PROFESI KEPENDIDIKAN



PROFESI KEPENDIDIKAN
Tugas Keenam
PENILAIAN KINERJA GURU (PKG)
            Penilaiaan kinerja guru ini diadakan untuk melihat seberapa tinggi dan besar kinerja seorang guru. Biasanya penilaian kinerja guru ini dilakukan setiap tahun untuk melihar progress kinerja seorang guru meningkat atau malah menurun.
Berikut ini adalah empat belas kompetensi penilaiaan kinerja guru:
1.      Menguasai karakteristik peserta didik;
2.      Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik;
3.      Pengembangan kurikulum;
4.      Kompetensi kegiatan pembelajaran yang mendidik;
5.      Pengembangan potensi anak didik;
6.      Komunikasi dengan peserta didik;
7.      Penilaian dan evaluasi;
8.      Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional;
9.      Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan;
10.  Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru;
11.  Bersifat inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif;
12.  Komnikasi antar guru, tenaga pendidik, orang tua peserta didik, dan masyarakat;
13.  Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan bidang studi; dan
14.  Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.


Bahan Bacaan:
Materi Kuliah Profesi Kependidikan – Pertemuan Keenam, Jajang Suryana (07 Oktober 2015)