Senin, 21 April 2014

PROSES KREATIF



Sebenarnya banyak sekali proses kreatif itu. Di dalam semua bidang itu memiliki proses kreatif yang berbeda-beda, sebut saja misalnya dalam bidang keseni rupaan. Di dalam bidang keseni rupaan juga terdapat banyak sekali proses-proses kreatif dalam menghasilkan sebuah karya. Untuk lebih spesifik, disini saya akan membahas proses kreatif dalam keseni rupaan khususnya pada lukisan.
Di sini saya akan membahas proses kreatif sebuah karya lukisan dari salah satu Dosen Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha, yaitu I Gusti Nengah Sura Ardana. Karya beliau banyak mengambil tema objek-objek orang tua, bingkai rapuh,  dan ikan asin. Seperti pada sebuah karyanya yang berjudul “Belenggu Bingkai Rapuh”.

Karya ini beliau buat pada tahun 2012 dengan ukuran 140 x 160 cm, dan bahan yang digunakan adalah cat minyak diatas kanvas. Objek yang divisualkan disana adalah seorang kakek- kakek yang berekspresi sebih, ikan asin yang berterbangan, dan sebuah bingkai katu yang terlihat sudah rapuk.
Menurut beliau dalam sebuah katalog “PERSONALITAS DALAM KOMUNITAS_Seni Rupa Perupa Asal Tabanan” menyebutkan bahwa karya ini terinspirasi oleh masih adanya ketimpangan ekonomi di masyarakat kita sekarang ini. Hal ini dapat kita rasakan bahwa meskipun dewasa ini kemajuan ekonomi kita secara signifikan telah diakui oleh dunia internasional, namun fakta di lapangan menunjukkan masih ada jurang pemisah antara si kaya dan si miskin. Dengan segala dalih dan cara oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan posisi aji mumpung, mumpung berkuasa dan mumpung ada kesempatan, mereka dengan pogahnya begitu bernafsu memperkaya diri dengan cara yang tidak jujur.
Merenungi situasi tersebut maka terciptalah karya saya dengan judul “Belenggu Bingkai Rapuh”. Sosok wajah petani kurus dengan guratan wajah yang menyiratkan penderitaan yang seolah tak berujung. Sedangkan bingkai rapuh bagi saya adalah merupakan cerminan dari situasi sosial kehidupan sebagian masyarakat kita yang tidak lagi yang menjunjung nilai-nilai luhur didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di satu sisi sebagian masyarakat telah dibutakan hatinya untuk terus menuruti keserakahannya, memperkaya diri secara tidak jujur bahkan yang sangat mencolok mereka menumpuk mobil mewahnya seperti mobil mainan anak-anak kecil saja, tanpa memperdulikan jeritan kelaparan si miskin yang menjadi korban tatanan kehidupan yang tidak berkeadilan. Kemiskinan seolah-olah sebuah keniscayaan yang mustahil dihilangkan. Dan dalam hal ini secara visual ikan asin beterbangan yang menyebar dihampir seluruh bidang kanvas bagi saya adalah merupakan simbol keadaan masyarakat yang terbelenggu oleh kemiskinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar